Pertengkaran
itu Adalah Awal Mimpi Burukku
Oleh : Rizma Dwi .M
Hidup memang penuh
dengan teka-teki
Tapi Tuhan telah
mengatur semuanya
Terkadang aku
berfikir
Tuhan bangunkan aku
dari mimpi panjang ini
Ingin aku menangis
Mengadukan semuanya
pada alam
Tak pernah
terbayangkan hidupku akan seperti ini
Tangis yang
tersembunyi di balik tawa
Pertengkaran itu
menentukan 99% hidupku
Ku ingin dia
kembali
Rasa ini tak dapat
ku ukir
Senang, sedih,
tangis, atau tawa
Aku tak tau apa
yang harus aku lakukan
Aku seakan
tersetrum oleh kerasnya kehidupan
Tuhan…. Aku ingin
sebuah kebahagiaan
Bukan
terombang-ambing dalam kepalsuan
“
hoaaammm ,” desahnya
mengawali pagi ini.
Matanya masuh
trasa berat untuk dibuka, meskipun dia tau bahwa sekarang telah pagi.malas
rasanya bangkit dari tempat tidurnya itu.badannya seakan menempel di atas kasur
empuknya itu.
“ Zal, ayo
bangun ini sudah pagi, mau sekolah ndak?’’ Tanya sang ayah.
Rizal sontak
kaget dan berkata, “ Ntaran kenapa yah, masih ngantuk nie.”
“ Sekarang
sudah jam 06.00 WITA. Nanti kamu bisa telat ke sekolahnya,” kata sang ayah.
“ Ndak apa yah, 15 menit lagi dech,” kata
Rizal manja sambil membenarkan selimutnya.
“ Biarin aja yah, ntar kalau telat dia
juga yang rasakan. Paling nanti dia Cuma dimarah dan dihukum,” sahut risa
ketus.
Pak Jodi diam saja, dia tak ingi
terjadi pertengkaran di pagi itu. Pak Jodi tetap berusaha menbangunkan Rizal,
anak bungsunya itu.
“ Zal ayo
bangun, ayah sudak masakin telur dadar dan omlete kesukaan kamu. Kalau kamu
ndak bangun sekarang, ntar kamu ndak bisa sarapan lho,” rayu sang ayah.
Rizal pun
akhirnya luluh, dibuka kedua matanya dan segera bangkit dari tempat tidurnya.
digoyang-goyangkan sejenak badan mungilnya untuk melemaskan otot-otot tubuh.
Segera ia menuju ke kamar mandi. Sementara sang ayah merapikan tempat tidur,
menyiapkan seragam, serta sarapan untuk dirinya.
Tidak perlu
waktu lama, cukup dengan 5 menit saja Rizal telah selesai mandi. Segera
dikenakannya seragam sekolah yang telah disiapkan.
“
kruuk,,,,,,krukkk,,,,krruukkk,” suara
perut Rizal.
Dia tau suara
itu pertanda bahwa dirinya sedang lapar. Segera ia berjalkan menuju meja makan
dan menyantap sarapan paginya dengan lahap. Jam telah menunjukkan pukul 06.50
WITA, waktunya ia untuk pergi ke sekolah. Segera ia pergi ke sekolah di SDN 52
Mataram , dengan menyusuri gang-gang kecil.
***
Setelah
sampai di sekolahnya, Rizal segera menuju ke kelasnya. Diletakkan tasnya di
atas bangku. Disempatkan olehnya untuk bermain dengan teman-temannya terlebih
dahulu, sebelum bel masuk berbunyi.
Ketika bel
telah berbunyi, ege4ra Rizal dan teman-temannya berbaris di lapangan untuk
mengikuti senam pagi. Gerakan badan Rizal lucu sekali, gerakan itu tidak sesuai
dengan gerakan aslinya. Tapi,,, Rizal bergarak seakan sedang berjoget dangdut. ( hadeuuh,
ada-ada saja ).
Setelah seman usai segra Rizal dan
kawan-kawannya menuju ke ruang kelas. Dan ternyata Rizal lupa jika hari ini ada
ulangan IPA, dan kemarin Rizl memang tidak belajar sama sekali.kemarin Rizal
hanya pergi menembak dari sore hingga malam hari. Ketika Bu Sulis sang guru IPA
masuk ke dalam kelas dan langsung membagikan soal-soal ulangan, seketika itu
juga wajah Rizal menjadi berubah. Wajahnya menjadi kusut seperti baju 15
lipatan. Rizal tampak bingung sekali ketika melihat soal ulangannya. Rizal
hanya bisa menggau-garukkan kepalanya, tanpa mampu menjawab soa-soaal
ulangannya tersebut.
“ Hadeuuuhh ,” keluhnya.
Dilihat teman sebangkunya, yang dengan
cepat mampu menyelesaikan soal-soal ulangan itu. Ya.. maklumlah teman sebangku
Rizal memang juara kelas. Ketika melihat temannya itu, Rizal seakan mendapatkan
ide cemerlang, bagaiman dia mampu menyelesaikan soal-soal ulangannya tersebut.
“ Vin saya nyontek ya, “ kata Rizal.
“ Ndak mau, kerjain sendiri donk,”
kata Kevin.
“ Saya ndak tau jawabannya, kemarin
saya ndak belajar Vin. Atau saya kasih kamu uang Rp. 5.000, gmana, mau ndak ?”
rayu rizal.
“ Salah kamu sendiri donk, kenapa kamu
ndak belajar. Maaf, tapi saya ndak mau uangmu Zal ,” bantah Kevin.
“ Iya sudah kalo’ kamu ndak mau….
Tapi… awas aja nanti, “ ancam rizal sambil membuang mukana ke kanan. ( jangan ditiru
lho J)
” Iya-iya sini saya kerjain
ulanganmu,” kata Kevin karena takut pada ancaman Rizal.
Dalam aktu singkat ulangan Rizal pun
telah diseesaikan oleh Kevin. Segera mmereka mengumpulkan ulangnan mereka
masing-masing, ketika bel eluar telah berbunyi. Rizal tersenyum riang
karena ulangannya bisa selesai juga.
Hingga waktu bergulir dengan cepatnya. Kini waktu telah menunjukkan pukul
12.00, waktunya Rizal dan kawan-kawannya untuk pulang. Anak kelas 2 memang
pulang lebih awal jika dibandingkan dengan kelas yang lainnya ( kecuali kelas
satu). Tapi, Rizal tak langsung pulang ke rumahnya. Dia lebih memilih untuk
bermain dahulu dengan teman-temannya dibandingkan dengan langsung pulang ke
rumahnya. (
jangan ditiru ya… )
Tepat pada pukul 13.00 WITA, Rial baru tiba di
rumahnya.
“ Assalamualaikum…,” kata Rizal ketika
sampai di rumahnya.
“ Waalaikumussalam…,kok baru pulang
Zal?”Tanya sang ayah.
“ Tadi main di rumah teman dulu yah,”
jawab Rizal sambil menuju ke kamarnya.
Rizal pun langsung mengganti
pakaiannya dan makan siang. Setelah selesai makan bukannya istirahat, Rizal
malah memilih untuk main di rumah temannya hingga sore hari. Ya… setiap
hariwaktunya hana habis untukbermain, baik itu main bola, PS,nembak, maen
sepeda , dan lain-lain.sang ayah pun seakan membiarkan hal tersebut. Karena,
jika di rumah pun, Rizal selalu berantem dengan sang kakak. Masuk ke dalam
kamar kakaknya pun tak di izinkan. Seakan-akan sang kakak tak perduli
dengannya. Tetapi, Rizal tak pernah menghiraukan hal tersebut, meskipun
tetangganya sering mengira Rizallah yang salah, nakal, dan selalu menggangu
kakaknya. Padahal hal tersebut tidak 100% benar kok.
Rizal memeng hanya tinggal bertiga
dengan ayah dan kakaknya Risa. Ibunya telah lama pergi meninggalkannya, ayahnya,
dan Risa kakaknya. Saat itu usia Rizal baru satu tahun, ketika sang ibu memilih
untuk pergi meninggalkannya. Massih sangat kecil, sejak saat itu Rizal tek
pernah lagi merasakan kasih sayang seorang ibu. Sang ibu lebih memilih untuk pergi jauh meninggalkannya
dan menetap di pulau sebrang. Pulau Kalimantaan, yng menjadi pilihan sang ibu
untuk menetap dan menjalankan kehidupan barunya bersama keluarga yang baru
pula.
Rizal mungkkin tak setegar kakaknya,
Rial sering meneteskan air mata ketika ada yang brtenyan tentang sang ibu. Semua
terasa wajar, karena dia masih terlalu kecil menerima ini semua. Kini, sang
ayahlah yang menggantikan peran seorang ibu untuknya. Tapi, sang ayahpun tak bisa
sepenuhnya menggantikan peran seorang ibu untuknya. Mungkin bagi Pak Jodi pun
sulit baginya untuk memiliki peran ganda, yakni menjadi seorang ayah sekaligus
seorang ibu untuk anak-anaknya. Rizal seakan rindu tak rindu pada sang ibu.
Rizal seakan tak ingin lagi menginginkan kehadiran seorang ibu di hidupnya.
“ Zal, pernah ndak kamu ditelpon sama
ibumu?” Tanya Raisa.
“ Ndak,” jawab Rizal singkat.
“ Kangen ndak sama ibu? “ Tanya Anis.
“ Biasa aja,” jawab Rizal cuek.
“ Emangnya kamu ndak pingin ketemu
sama ibumu ?’’ Tanya Raisa lagi.
“ Biarin sudah dia urus anaknya yang
disana,” kata Rizal ketus.
“ Kalau punya ibu baru mau ndak ? “ tanya
Anis.
“ Ndak mau punya ibu tiri,”katanya.
“ Takut ndak di sayang lagi ya,,,
makanya ndak mau punyaibu tiri?” Tanya Anis.
“ Bayar dulu 5 Triliun, baru boleh
nikah lagi.” Kata Rizal.
Raisa dan Anis pun tertawa mendengar
ucapannya. Tiba-tiba Rizal meneteskan air matanya. Ntahlah apa arti air mata
anak yang berusia 10 tahun itu. Ntah itu rindu, marah, sedih,takut, atau apa
pun itu, tapi, tak ada yang tahu apa arti air mata itu. Mungkin Rizal rindu akn
belaian seorang ibu. Meskipun sang ayah tidak memiliki pekerjaan yang tetap (
hanyabekerja jika ada tetangga yang minta tolongdibantu mengecetkan rumah saja ).
***
Pertengkaran
kedua orang tuanya dimasa silam, telah membuat sang ibu pergi jauh dari
kehidupannya. Bukan tanpa alas an sang
ibu pergi, tak tahan mungkin itu yang menjadi alasan sang ibu untuk pergi. Perempuan
mana yang tahan jika tak pernah di perhatikan ( tak pernah di beri uang belanja
untuk memasak dan membeli makanan serta kabutuhannya sehari-hari ). Sehingga membuat sang ibu harus rela
membanting tulang sendiri, demi memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan kedua
anaknya. Maklumlah, siapa yang akan memenuhi kebutuhannya bersama kedua
anaknya, jika Pak Jodi tidak bekerja. Di suruh bekerja di proyek Pak Jodi tidak
mau, di suruh jadi supir pun ia tak mau. Hingga akhirnya, Pak Jodi dibelika
bemo oleh sang ayah, tapi ada syaratnya, yaitu Pak Jodi harus mansedekahkan
rezekinya sehari Rp. 1000,00-. Namun , ternyata Pak Jodi tidak mau
mensedekahkan rezekinya walaupun hanya Rp. 1000,00- per hari. Hingga
semuadiambil kembali oleh kakek Rizal.
Kini, semenjak
sang ibu pergi, kehidupan mereka berubah. Risa dan Rizal pun kurang mendapatkan
kasih sayang dan perhatian. Dari segi ekonnomi pun mereka kekurangan. Namun,
mereka mampu bertahan menjalani hidup mereka, hingga pada akghirnya sang ayah
menjual satu-satunya rumah mereka. Uangnya pun digunakan oleh sang ayah untuk
membangun istana kecildi tempat yang dulunya menjadi garasi bemo tersebut.
Mengemban dua buah tugas sekaligus,menjadi hal yang cukup berat dan sulit bagi Pak Jodi,
sehinngga tak semua kebutuhan anak-anaknya dapat terpenuhi. Risa dan Rizal pun
jauh berbeda. Jika kini Risa masih bisa menjalani kehidupannya seperti biasa
dan meraih prestasi. Tapi, Rizal tidak. Meskipun usianya telah 10 tahun, namun
kini Rizal masih duduk di bangku kelas dua SD. Ya… memang Rizal sudah dua kali
tidak naik kelas. Padahal dulu ia juga sudah telat dimasukkan SD. Hanya satu alasannya
mengapa Rizal tidak naik kelas yaitu, “ tidak bisa membaca”.
“ Om, apa
nndak sebaiknya Rizal di leskan membaca saja ?” tanyaa seorang tetangga Rizal.
“ Ndak perlu
lah mbak, nanti kalau sudah waktunya pasti bisa sendiri,” jawab Pak Jodi.
“ Tapi, Rizal berbeda lho pak dengan Risa ,”
kata sang tetangga.
“ Nanti juga ada waktunya, ” jawab Pak Jodi
singkat.
Rizal mungkin kurang diperhatikan. Dia
bebas bermain kapanpun, dimanapun , dan berapa lamapun itu. Meskipun, Rizal
menjadi tidak belajar karenanya, tapi, Rizal tak pernah ditegur oleh sang ayah.
Rizal seakan-akan dibebaskan untuk bermain dan bermain. (hmmm… jangan
ditiru ya). Semua itu terjadi akibat “ Broken Home” kedua oranmg tuanya, karena “ Keegoisan kedua
orang tua mereka “. Rizal sebenarnya bukan anak yang nakal namun kurangnya
perhatian dan kasih sayang dari sang
ibulah yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini.
(semoga dia mau berubah ya )
***
Jika
Jika hujan dapat
membasahi bumi dan mendinginkannya
Jika matahari dapat
menerangi malam dan menghangatkannya
Jika jika angin
dapat menghembuskan sepoian udara sejuk yang menyegarkan
Jika bulan dan
bintang dapat menghiasi langit malam
Jika kupu-kupu dan
burung dapat terbang bebas di atas awan
Dan
Jika aku boleh
meminta padaMu Tuhan
Aku ingin putar
kembali waktu ini ke 9 tahun silam
Ku ingin tak ada
pertengkaran dan perpecahan diwaktu itu
Ku ingin keluargaku
utuh Tuahan
Ada ayah, ibu, dan
kakak yang kusayangi
Saling berbagi
hingga kami mati
Tuhan
Ku tau ini hanyalah
suara kecil yang terselubung dalam mimpi
Kini hanya ada aku
sendiri yang bergulat dengan hayalan tinggi
Rasa dan pesan ini
hanya dapat kutorehkan pada senja di sore hari
Pada merpati yang
terbang tinggi
Semoga Tuhan dengar
jerit hati ini
Keinginan kecil
yang terbelenggu dala hati
Aminnn
Sekian & Terimakasih
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar